Kelakar Para Jurnalis, Siapa ‘Beternak’ Nyamuk di DPRD Siantar?

Tong sampah banyak tapi kosong Foto: IN

DIPANDANG dari Jalan H Adam Malik, kantor DPRD Siantar tampak megah dan indah. Namun, ketika diselusuri ke bagian dalam halaman, ditemukan 18 unit tong sampah berwarna warni yang berjejer di samping ruang utama para wakil rakyat melakukan rapat.

Kalau dicermati lagi, dua jejeran tong sampah sebanyak 10 unit masing-masing bertuliskan DLH Kota Siantar. Warna merah Sampah B3, warna abu-abu Residu, warna kuning Guna Ulang, warna biru Daur Ulang dan warna hijau 0rganik. Selain itu, ada lagi 8 unit tong sampah lain yang tulisannya mulai kabur dan diletakkan begitu saja di atas tanah.

Bacaan Lainnya

Saat jejeran tong sampah yang bertutup itu dibuka. Ternyata, banyak jenis sampah yang salah tempat. Misalnya, di tong sampah bertuliskan B3, malah berisi botol air mineral. Ironisnya, seluruh isi tong sampah berisi air tempat jentik-jentik sebagai benih nyamuk berenang-renang.

“Wah, tong sampah berubah menjadi sarang nyamuk,” ujar seorang jurnalis yang biasa mangkal di lokasi danpenasaran ingin mengetahui apa isi tong sampah tersebut. Mengetahui hal itu, ada jurnalis jadi “nyeleneh”. Mengatakan kantor DPRD menjadi lokasi beternak nyamuk.

“Wah, untuk apa nyamuk diternakkan? Tapi, siapa peternaknya?” timpal jurnalis lainnya yang kemudian perbincangan berkembang menjadi liar. “Dari pada beternak nyamuk, lebih baik beternak ayam. Ayamnya, ayam kampung. Tapi, yang tidak suka keluar malam,” ujar seorang jurnalis lagi disambut tawa lainnya.

“Kalau beternak ayam jelas menguntungkan. Tapi, kalau beternak nyamuk bisa menimbulkan wabah. Misalnya nyamuk berdarah. Tapi, nggak taulah siapa yang beternak nyamuk di halaman kantor DPRD Siantar ini,” ujar jurnalis lainnya.

“Apa pula kau bilang, masak beternak ayam di halaman kantor DPRD,” ujar yang lain dan akhirnya dijawab jurnalis yang melontarkan ternak ayam tersebut. “Itu misalnya! Dari pada beternak nyamuk?” ujarnya bertanya sembari ‘nyeleneh.

Banyaknya tong sampah dilengkapi tulisan jenis sampah tersebut dinilai tidak efektif dijejerkan di samping ruang rapat utama DPRD Siantar. Selain mubazir, dan menjadi sarang nyamuk, produksi sampah di lingkungan DPRD Siantar diperkirakan tidak begitu banyak. Terbukti tong sampah itu banyak kosng. Apalagi tempat untuk jenis B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).

Ketika soal tong sampah yang berjejer berisi air dan sampah itu dikonfirmasi kepada bagian Umum DPRD Siantar, Patrisia Marbun dikatakan bahwa sampah tersebut belum diangkut. “Mungkin sampahnya belum diangkut,” ujarnya singkat. (In)

Pos terkait